Thursday, 16 August 2018

KITA YANG TAK SAMA




KITA YANG TAK SAMA

  Ketika sebuah perbedaan agama, adat dan istiadat menjadikan itu sebuah cobaan terbesar untuk kita. Cobaan yang yang tidak bisa kita tembus dengan segala apapun. karna kepercayaan dan keyakinan kita yang dalam kepada Sang Pencipta dan Budaya. Mengharuskan kita menyerah pada pada titik akhir cobaan tersebut.  

Kita menyerah, bukan berarti kita tidak saling mencintai. Akan tetapi tanggung jawab kita sebagai manusia kepada Tuhan dan Adat lebih besar di bandingkan rasa cinta kita berdua. Tuhan memang satu hanya saja kita yang tak sama.

Akan ada air mata kesedihan sebuah keluarga yang akan tumpah berjatuhan, terlebih karena siapa yang rela ketika melihat seorang anaknya berpindah keyakinan. Ini bukan tentang stigma banyak orang, yang membicarakan pernikahan beda keyakinan hal lumrah untuk dilakukan. Tapi ini tentang bagaimana ke depannya, aku tahu ada sosok yang sangat kita cintai menyimpan harapan lebih kepada diri kita masing–masing. Yaitu keluarga kita sendiri. Kamu yang sangat patuh kepada keluargamu pasti tak ingin melihat air mata mereka jatuh hanya karena memilih diriku dan ikut dengan keyakinanku. Begitu pun diriku, sama seperti itu.

Melepaskanmu bukan berarti aku tak mau memiliki mu, tapi rasa ikhlas melepaskan mu lebih besar dari pada rasa ingin memilikimu. Bukan tak menerima dengan keadaan. Hanya saja terkadang aku berfikir kenapa kita harus di pertemukan kalau pada akhirnya kita akan dipisahkan. Kenapa kita ada rasa saling mencintai kalau pada akhirnya kita akan saling menjauh. Menjauh dari segala hal apa yang pernah kita lakukan bersama. Apakah ini yang di sebut TAKDIR ?. Aku yang melepaskanmu dan berserah pada takdir yang akan terjadi pada kita berdua. Aku tak tahu apakah takdir itu memihak kita atau tidak!

Maafkan aku yang lebih menyerahkan semuanya pada takdir karena aku tahu meski keyakinan kita berbeda namun Tuhan kita sama. Meski belum tentu kita akan berakhir di pelaminan, namun aku tak pernah menyesal aku pernah menjadi pendamping perjuanganmu.

Nantinya akan selalu ada akhir yang bahagia dari setiap kisah hidup seseorang. Mungkin ini pengorbanan terberat dalam hidupku, tapi percayalah langkah ini kuambil agar kamu dapat bahagia lebih cepat meski bukan dengan diriku. Walalupun berat tapi aku kan mencoba untuk mengikhlaskan mu. Mengikhlaskan orang yang pernah berarti dalam hidupku. Mengikhlaskan orang yang bergitu mengerti tentang siapa aku dan bagaimana keadaan ku. Ya, orang itu adalah kamu.

Kehilangan orang seperti mu sedikit membuat ku terpukul, terlebih ketika aku mendengar bahwa kamu akan segera menikah dengan pria yang sudah menjadi pilihan keluarga mu. Pria yang mempunyai kesamaan dalam adat dan keyakinan.

Hampir 2 tahun semua berlalu. Terdengar kabar dari beberapa teman bahwa kamu sudah mempunyai buah hati yang sangat lucu yang memberi warna baru dalam kehidupan baru mu dan diri nya. Aku turut berbahagia ketika mendengar kabar tesebut. Karna buatku kebahagiamu adalah kebahagiaan ku.

Tahukah kamu, sampai saat ini aku masih berjuang untuk melupakan mu. Bukan aku tak mau mencari pengganti mu. Hanya saja sekian kali mencoba, rasa ini tak seperti ketika aku bersama mu.

Untukmu yang mungkin membaca kisah ini, aku masih bergelut dengan takdir mencoba mengikhlaskan apa yang sudah terjadi untuk ku dan dirimu. Walaupun bukan takdir ku menemani hidup mu tapi doa ku selalu menyertai mu.

.......




DI BALIK JENDELA


DI BALIK JENDELA

Melihat mu dari sebuah kejauhan adalah cara ku memujimu 
Memuji tanpa aku sadar siapa aku dan siapa kamu ? 
Jangankan untuk berada di dekat mu
Untuk memanggil namamu saja, apa dayaku ?

Di belakang sebuah tirai aku berdiri 
Mencoba memandang sebuah jati diri 
Inginku belari 
Namun, jangan kan untuk berlari
Untuk hanya sekedar berdiri saja aku tak punya nyali 

Duduk di balik sebuah tirai sudah menjadi kebiasaan ku
Kebiasaan dimana aku memandang mu dari sela sela tirai rumahku
Memandang sosok seseorang yang selalu mengetuk hati bathinku 
Bukan dengan kecantikan mu , 
Tapi dengan pribadi mu

Sebuah kursi dengan 2 roda akan menjadi saksi hidupku 
Saksi dimana aku mencoba berusaha mengayuh dengan kedua tanganku
Menuju ke arah jendela kamar ku
Bukan untuk melihat orang orang di sekitar ku
Hanya sekedar ingin melihat mu

Sadarkah kamu ?
Bahwa di balik sebuah jendela kamar itu
Sedang duduk seseorang yang menunggu mu 
Duduk dengan topangan 2 roda di kanan dan kiri kursi 
Dan itu adalah 
AKU