Ketika sebuah perbedaan agama, adat dan istiadat menjadikan itu sebuah cobaan terbesar untuk kita. Cobaan yang yang tidak bisa kita tembus dengan segala apapun. karna kepercayaan dan keyakinan kita yang dalam kepada Sang Pencipta dan Budaya. Mengharuskan kita menyerah pada pada titik akhir cobaan tersebut.
Kita menyerah, bukan berarti kita tidak saling mencintai. Akan tetapi tanggung jawab kita sebagai manusia kepada Tuhan dan Adat lebih besar di bandingkan rasa cinta kita berdua. Tuhan memang satu hanya saja kita yang tak sama.
Akan ada air mata kesedihan sebuah keluarga yang akan tumpah berjatuhan, terlebih karena siapa yang rela ketika melihat seorang anaknya berpindah keyakinan. Ini bukan tentang stigma banyak orang, yang membicarakan pernikahan beda keyakinan hal lumrah untuk dilakukan. Tapi ini tentang bagaimana ke depannya, aku tahu ada sosok yang sangat kita cintai menyimpan harapan lebih kepada diri kita masing–masing. Yaitu keluarga kita sendiri. Kamu yang sangat patuh kepada keluargamu pasti tak ingin melihat air mata mereka jatuh hanya karena memilih diriku dan ikut dengan keyakinanku. Begitu pun diriku, sama seperti itu.
Akan ada air mata kesedihan sebuah keluarga yang akan tumpah berjatuhan, terlebih karena siapa yang rela ketika melihat seorang anaknya berpindah keyakinan. Ini bukan tentang stigma banyak orang, yang membicarakan pernikahan beda keyakinan hal lumrah untuk dilakukan. Tapi ini tentang bagaimana ke depannya, aku tahu ada sosok yang sangat kita cintai menyimpan harapan lebih kepada diri kita masing–masing. Yaitu keluarga kita sendiri. Kamu yang sangat patuh kepada keluargamu pasti tak ingin melihat air mata mereka jatuh hanya karena memilih diriku dan ikut dengan keyakinanku. Begitu pun diriku, sama seperti itu.
Melepaskanmu bukan berarti aku tak mau memiliki mu, tapi rasa ikhlas melepaskan mu lebih besar dari pada rasa ingin memilikimu. Bukan tak menerima dengan keadaan. Hanya saja terkadang aku berfikir kenapa kita harus di pertemukan kalau pada akhirnya kita akan dipisahkan. Kenapa kita ada rasa saling mencintai kalau pada akhirnya kita akan saling menjauh. Menjauh dari segala hal apa yang pernah kita lakukan bersama. Apakah ini yang di sebut TAKDIR ?. Aku yang melepaskanmu dan berserah pada takdir yang akan terjadi pada
kita berdua. Aku tak tahu apakah takdir itu memihak kita atau
tidak!
Maafkan aku yang lebih menyerahkan semuanya pada takdir karena aku tahu meski keyakinan kita berbeda namun Tuhan kita sama. Meski belum tentu kita akan berakhir di pelaminan, namun aku tak pernah menyesal aku pernah menjadi pendamping perjuanganmu.
Nantinya akan selalu ada akhir yang bahagia dari setiap kisah hidup seseorang. Mungkin ini pengorbanan terberat dalam hidupku, tapi percayalah langkah ini kuambil agar kamu dapat bahagia lebih cepat meski bukan dengan diriku. Walalupun berat tapi aku kan mencoba untuk mengikhlaskan mu. Mengikhlaskan orang yang pernah berarti dalam hidupku. Mengikhlaskan orang yang bergitu mengerti tentang siapa aku dan bagaimana keadaan ku. Ya, orang itu adalah kamu.
Kehilangan orang seperti mu sedikit membuat ku terpukul, terlebih ketika aku mendengar bahwa kamu akan segera menikah dengan pria yang sudah menjadi pilihan keluarga mu. Pria yang mempunyai kesamaan dalam adat dan keyakinan.
Hampir 2 tahun semua berlalu. Terdengar kabar dari beberapa teman bahwa kamu sudah mempunyai buah hati yang sangat lucu yang memberi warna baru dalam kehidupan baru mu dan diri nya. Aku turut berbahagia ketika mendengar kabar tesebut. Karna buatku kebahagiamu adalah kebahagiaan ku.
Tahukah kamu, sampai saat ini aku masih berjuang untuk melupakan mu. Bukan aku tak mau mencari pengganti mu. Hanya saja sekian kali mencoba, rasa ini tak seperti ketika aku bersama mu.
Maafkan aku yang lebih menyerahkan semuanya pada takdir karena aku tahu meski keyakinan kita berbeda namun Tuhan kita sama. Meski belum tentu kita akan berakhir di pelaminan, namun aku tak pernah menyesal aku pernah menjadi pendamping perjuanganmu.
Nantinya akan selalu ada akhir yang bahagia dari setiap kisah hidup seseorang. Mungkin ini pengorbanan terberat dalam hidupku, tapi percayalah langkah ini kuambil agar kamu dapat bahagia lebih cepat meski bukan dengan diriku. Walalupun berat tapi aku kan mencoba untuk mengikhlaskan mu. Mengikhlaskan orang yang pernah berarti dalam hidupku. Mengikhlaskan orang yang bergitu mengerti tentang siapa aku dan bagaimana keadaan ku. Ya, orang itu adalah kamu.
Kehilangan orang seperti mu sedikit membuat ku terpukul, terlebih ketika aku mendengar bahwa kamu akan segera menikah dengan pria yang sudah menjadi pilihan keluarga mu. Pria yang mempunyai kesamaan dalam adat dan keyakinan.
Hampir 2 tahun semua berlalu. Terdengar kabar dari beberapa teman bahwa kamu sudah mempunyai buah hati yang sangat lucu yang memberi warna baru dalam kehidupan baru mu dan diri nya. Aku turut berbahagia ketika mendengar kabar tesebut. Karna buatku kebahagiamu adalah kebahagiaan ku.
Tahukah kamu, sampai saat ini aku masih berjuang untuk melupakan mu. Bukan aku tak mau mencari pengganti mu. Hanya saja sekian kali mencoba, rasa ini tak seperti ketika aku bersama mu.
Untukmu yang mungkin membaca kisah ini, aku masih bergelut dengan
takdir mencoba mengikhlaskan apa yang sudah terjadi untuk ku dan dirimu. Walaupun bukan takdir ku menemani hidup mu tapi doa ku selalu menyertai mu.
.......